Namun di tengah derasnya arus informasi tersebut, kualitas menjadi sesuatu yang langka. Selain itu, kemudahan untuk membandingkan antara satu kampus dengan kampus lain juga menjadi tantangan karena informasi yang tersebar di berbagai sumber.
Siswa tingkat SLTA masih memerlukan bimbingan dalam memutuskan jurusan atau kampus yang ingin dituju. “Pada dasarnya mereka masih dalam usia labil kan, jadi apa-apa harus mengikuti tren. Maunya jurusan atau kampus top, tapi terkadang mereka tidak diterima karena ketatnya persaingan atau keterbatasan kuota. Fakta bahwa kuota PTN hanya sepertiga dari lulusan SMA/sederajat dan ada Perguruan Tinggi jenis lain yang dapat mereka pilih harus kita jelaskan sejak awal agar mereka memiliki beberapa rencana. Jadi harus membimbing mereka untuk menentukan kriteria yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, bahkan terkadang juga mengikuti keinginan orang tua.”
Orang tua yang masih memegang peranan penting dalam penentuan kampus sangat mempertimbangkan perihal jarak dan biaya. Dari sisi siswa, diperlukan peran guru BK untuk membuka wawasan siswa akan beberapa kampus yang menyediakan program yang sesuai minat bakat. Guru BK sepakat bahwa siswa harus mencari informasi yang cukup sebelum menentukan beberapa pilihan alternatif jurusan dan kampus.
Dua hal utama yang menarik minat siswa terhadap perguruan tinggi tersebut adalah informasi beasiswa serta program magang yang akan mendukung peluang mahasiswa dalam mencari lapangan pekerjaan setelah lulus. Di samping itu, fasilitas yang dimiliki program studi juga akan menarik tambahan minat siswa dalam memilih kampus tertentu.
Sumber : Quipper
0 komentar:
Post a Comment